Kisah Tri Mumpuni Dipuji Obama Karena Menerangi Desa

>> Kamis, 06 Mei 2010















Jakarta - Presiden AS Barack Obama memuji salah seorang wirausahawan sosial asal Indonesia, Tri Mumpuni dalam kesempatannya saat bertemu dengan sejumlah pengusaha dari negara-negara muslim beberapa waktu lalu. Tri Mumpuni pun mengaku terpana saat namanya disebut oleh Obama.

"Alhamdulillah, saya kaget sekali," ujar Tri Mumpuni dalam perbincangannya dengan detikFinance, Senin (3/5/2010). Tri Mumpuni baru tiba dari AS setelah menjadi pembicara mengenai wirausaha sosial pada Minggu (2/5/2010) malam.

Wanita kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964 itu sama sekali tidak menyangka namanya akan disebut secara langsung oleh Obama. Namun berdasarkan penuturan staf Gedung Putih, Obama memang sangat sepakat dengan konsep wirausaha sosial yang diusung Tri Mumpuni.

"Menurut teman-teman di Gedung Putih, yang saya omongkan sangat mengena Obama karena sama dengan yang dilakukan Obama ketika di Chicago yakni mengurusi masyarakat, meletakkan masyarakat sebagai ujung tombak pembangunan sehingga negara bisa lebih baik," tutur wanita berjilbab itu.

Tri Mumpuni bersama suaminya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik bagi wilayah yang belum terjangkau atau sulit dijangkau oleh PLN dengan memanfaatkan potensi energi air di wilayah setempat untuk menggerakkan turbin.

Nama Tri Mumpuni disebut Obama dalam kesempatan pertemuan para wirausaha dari negara-negara muslim, termasuk 9 wirausahawan dari Indonesia. Ke-9 wirausahawan Indonesia yang ditemui oleh Obama itu adalah Putra Sampoerna, Ananda Siregar, Sandiaga Uno, Shinta Widjaja Kamdani, Benjamin Soemartopo, Sheila Tiwan, Goris Mustaqim, Tri Mumpuni, dan Yuyun Ismawati.

"Kita mendapatkan seorang wirausahawan sosial seperti Tri Mumpuni, yang telah membantu masyarakat desa di Indonesia mendapatkan listrik dan pendapatan dari pembangkit listrik tenaga air," ujar Obama dalam pidatonya, 26 April lalu.

Menurut Tri Mumpuni, setelah selesai acara, Obama turun dari panggung dan menyalami semua hadirin, termasuk delegasi dari Indonesia. Tri Mumpuni pun merasakan kharisma Obama yang besar dan sangat merakyat. Obama menurutnya sama sekali tidak terkesan sebagai seorang pemimpin negara adikuasa.

Saat menyalami Tri Mumpuni dan delegasi dari Indonesia, Obama menyapa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang fasih.

"Obama langsung tanya ke saya: 'Hai Tri, apa kabar? Dari Jakarta ya?'. Saya jawab: 'Baik, iya, saya dari Jakarta," ungkap Tri Mumpuni dengan antusias.

Ibu 3 anak itu memang bergelut dengan wirausaha sosial dengan memberdayakan masyarakat pedesaan untuk bisa membangun PLTMH, sehingga bisa menerangi desanya sendiri. Tri Mumpuni tercatat sudah membangun 60 PLTMH di berbagai pelosok desa di tanah air, plus 1 di Filipina.

"Yang belum cuma di Papua karena terkendala masalah dana, karena di sana mahal sekali. Satu sak semen saja bisa Rp 1,5 juta," ungkapnya.

PLTMH yang dibangun Tri Mumpuni bersama dengan masyarakat desa itu tidak profit oriented. Kalaupun mendapatkan untung, akan masuk ke kas desa untuk selanjutnya digunakan untuk kemakmuran desa seperti pendidikan, dan sebagainya.

Dengan membangun pembangkit listrik desa, Tri Mumpuni pun juga 'memaksa' warga setempat untuk menjadi wirausaha.

"Kita memaksa orang menjadi entrepeneur. Kita latih dan dia harus mampu menjalankan pembangkit itu," imbuhnya.

Sejumlah negara miskin juga sudah meminta bantuan Tri Mumpuni agar mampu menggerakkan masyarakat desanya membangun pembangkit listrik sendiri. Setidaknya sudah ada 6 negara yang meminta bantuannya. Sayangnya, lagi-lagi masalah itu terkendala oleh dana yang minim.

"Hal besar saya adalah saya ingin dunia membangun rakyatnya harus dengan bertumpu pada masyarakat kecil. Jadi bukan investment based karena membangun harus betul-betul daricommunity based. Saya ingin sebanyak mungkin masyarakat terlibat pembangunan. Kemiskinan itu terjadi karena keserakahan dan investor yang serakah dan para intelektual yang tidak bermoral," pungkasnya. (qom/dnl) (Sumber : www.detikfinance.com)

Read more...

MEDCO FOUNDATION

>> Kamis, 29 April 2010

Sejak berdirinya, Medco Group senantiasa aktif terlibat dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sejalan dengan perluasan usaha dan sukses yang terus diraih, lingkup dan besaran aktivitas CSR juag terus bertambah. Seluruh kegiatan CSR di lingkungan Medco Group kini dikonsolidasikan di bawah Yayasan Medco.

Yayasan Medco melakukan berbagai program CSR di empat bidang utama, yaitu pembangunan kapasitas komunitas, pengembangan ekonomi masyarakat, pelestarian lingkungan, dan bantuan bagi korban bencana. Selain untuk menciptakan peluang pekerjaan di lingkungan Group, Medco Group juga percaya akan perlunya berbagi hasil yang telah diperoleh dalam berbisnis untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu contoh adalah dengan mendukung pengembangan wirausaha di kalangan masyarakat di sekitar wilayah kerja Medco Group di berbagai provinsi di Indonesia.

Yayasan Medco juga aktif berpartisipasi dalam bantuan bencana alam seperti pada saat bencana tsunami Aceh tahun 2004, gempabumi Yogyakarta tahun 2006, tsunami Jawa Barat tahun 2006, dan letusan Gunung Kelud di Jawa Timur baru-baru ini. Selain menyediakan berbagai bantuan yang dibutuhkan segera setelah peristiwa bencana, Yayasan Medco juga memiliki tim dokter dan sukarelawan yang siap bergerak ke tempat bencana setiap saat dibutuhkan.

Yayasan Medco memiliki komitmen teguh terhadap pelestarian lingkungan, yang dipercaya juga selaras dengan kepentingan jangka panjang bangsa Indonesia. Hal ini dibuktikan antara lain melalui berbagai program kerja seperti program Penanaman Sejuta Pohon, serta program pengembangan tanaman padi organik yang dapat mengurangi dampak buruk terhadap iklim melalui budidaya tanaman yang tepat.

Melalui Yayasan Medco, Medco Group mewujudkan niat untuk berbisnis dengan hati, dan mencapai keseimbangan yang diperlukan agar mampu berbagi sukses yang telah diraih Medco Group dengan masyarakat di seluruh Indonesia, dan mendukung tercapainya pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. (Sumber : www.medcofoundation.org)

Read more...

Arifin Panigoro Menerima Gelar Doktor Kehormatan

Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan gelar doktor kehormatan (honoris causa) bidang technopreneurship kepada Pendiri Medco Group, Bapak Arifin Panigoro. Sidang terbuka penganugerahan gelar ini dilakukan di Aula Barat Kampus ITB pada Sabtu, 23 Januari 2010. Ketua tim promotor pemberian gelar Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc, menilai pria kelahiran Bandung 65 tahun silam ini layak menerima gelar doktor karena semangat kewirausahaannya (entrepreneurship) hingga mampu mengembangkan industri minyak dan gas nasional.

”Dalam 10 tahun terakhir usaha yang telah dikembangkan Medco Group memberikan total kontribusi sebesar US$7,6 miliar kepada negara,” kata Djoko Santoso yang juga Rektor ITB periode 2005-2010. Hingga kini tidak kurang dari 14.000 orang bekerja di seluruh jaringan usaha Medco Group di Indonesia dan di luar negeri. Medco Group juga mampu menyerap 100 tenaga sarjana baru setiap tahun. Sebagai gambaran, total pembayaran Medco untuk karyawan dan pemasok dalam empat tahun terakhir ini mencapai US$2,2 miliar.

Board Conservation International Indonesia ini juga dinilai memiliki pandangan yang visioner tentang masa depan dan kedaulatan bangsa dengan menyerukan pentingnya membangun sektor pangan dan energi. Sehubungan dengan itu, Medco Group mengembangkan padi SRI organik yang ramah lingkungan dan memiliki produktivitas tinggi di berbagai provinsi. Medco Group juga memelopori pengembangan sumber daya energi terbarukan dengan membangun industri ethanol, tenaga listrik panas bumi, hingga biomassa.

Di sisi lain, Arifin Panigoro memiliki perhatian dan komitmen dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan dengan membangun sejumlah perusahaan ventura yang memberikan bantuan modal kepada sektor usaha kecil dan menengah di berbagai provinsi. Beliau juga aktif dalam kegiatancorporate social responsibility di bidang lingkungan hidup dan operasi kemanusiaan di daerah bencana, hingga kepedulian terhadap bidang seni dan olah raga.

Idealisme, pola pikir, semangat, dan ikhtiar kewirausahaan ini telah mengantarkan Arifin Panigoro dan jaringan usahanya meraih berbagai predikat sebagai the best company dalam penerapan GCG di Indonesia, penghargaan “Green Company” untuk komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan, hingga penghargaan ‘Millenium Development Goals (MDGs)” melalui pengembangan padi SRI organik yang memberdayakan kaum wanita di pedesaan. Arifin Panigoro juga dipercaya untuk memberikan kuliah umum, seperti di hadapan Asosiasi Internal Auditor Dunia dan berbagai kampus terkemuka, antara lain Harvard Business School, Monash University, hingga New Zealand Institute for International Affairs.

Bagi Arifin Panigoro, penghargaan ini merupakan pemicu dan ajakan agar semua pihak mewujudkan pembangunan masyarakat entrepreneurial. Ia juga menegaskan bisnis hendaknya tidak dilihat hanya sebagai usaha untuk mencari keuntungan, tetapi juga usaha untuk maju, tumbuh, dan berkembang bersama masyarakat yang dijalankan dengan berpegang pada nilai-nilai moral atau kebajikan. Di sisi lain, penganugerahan gelar ini juga dapat diartikan sebagai pernyataan ITB tentang pentingnya pengembangan semangat kewirausahaan bagi kemajuan bangsa. (Sumber : www.medcogroup.com)

Read more...

9 Resep Sukses Arifin Panigoro

Jakarta - Pendiri kelompok usaha Medco Group, Arifin Panigoro buka-bukaan soal rahasia sukesnya. Resep itu terutama ditujukan untuk kaum-kaum muda yang hendak merintis sukses dengan tangannya sendiri.

Resep sukses Arifin Panigoro itu dituangkan dalam bukunya 'Berbisnis itu (tidak) mudah'. Pada usianya yang ke 65 tahun, Arifin merilis buku setebal 190 halaman ini ditulis berdasarkan pengalamannya selama menggeluti dunia bisnis.

Menurut Arifin, tujuan penerbitan buku ini untuk menularkan virus enterpreneurship atau kewirausahaan dan menjadikannya sebagai contoh praktik bisnis yang beretika, khususnya bagi para generasi muda.

"Pada dasarnya isi buku ini modal berusaha untuk anak-anak muda, kan anak muda yang masa waktunya masih lama," ujar Arifin, usai peluncuran buku di Graha Niaga, Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebenarnya, ini merupakan edisi kelima buku Arifin. Dari edisi pertama hingga keempat, buku ini hanya diedarkan untuk kalangan terbatas sebagai hadiah. Untuk pertama kalinya, buku ini disebarluaskan kepada khalayak luas. Namun, walaupun bukunya sudah tersebar di mana-mana, Arifin akui dirinya bukan penulis.

"Saya bukan penulis, itu semua ngalir begitu saja, mungkin karena sudah tua, banyak bicara," ungkapnya.

Buku ini berkisah tentang Arifin muda yang membantu kegiatan usaha sang Ayah, Jusuf Panigoro di Bandung pada era 1960-an. Isi buku ini sarat dengan kaidah bisnis Arifin yang dituturkannya selama merintis roda bisnis Medco Group.

"Buku ini dasarnya pengalaman lalu diedit, disuting, sama teman-teman yang pintar. Jadi referensinya dari yang lama, diedit lagi jadi lebih teratur," ujarnya.

Menurut Arifin dalam bukunya terdapat 9 hal yang perlu dimiliki bagi para pembisnis yang ingin sukses. Kesembilan komponen tersebut yaitu intuisi, kesetaraan, kejujuran, percaya diri, jejaring, tanggung jawab, sumber daya manusia, inovasi, dan kepedulian.

"Dari buku ini, ada beberapa hal yang ingin ditonjolkan kepada para pembisni," jelasnya.

Dalam sambutannya pada pelucuran buku Arifin tersebut, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama menilai buku ini sangat inspiratif. Menurutnya, Arifin tidak mengisahkan pengalaman bisnisnya dengan teori-teori manajemen canggih, tetapi hanya dari pengalaman bisnis yang dirintisnya mulai dari nol. Oleh karena itu, lanjutnya, buku ini mudah dipahami dan layak menjadi pegangan praktis.

"Buku ini keluar dari cara penyampaian yang membuat dahi berkerut," ujarnya.

Buku yang menceritakan jatuh bangun Arifin dalam membangun Medco Group, lanjut Jakob, juga mampu membalikkan pendapat umum bahwa mustahil menghasilkan entepreneur asli Indonesia. Arifin dinilai sebagai sosok ideal Chief Executive Officer (CEO).

"Sosok ideal ini dirumuskan dalam sembilan prinsip yang kemudian diangkat sebagai corporate values, yaitu intuisi, kesetaraan, kejujuran, percaya diri, jejaring, tanggungjawab, sumber daya manusia, inovasi, dan peduli," ujarnya.

Jakob menambahkan, dalam buku ini Arifin menyampaikan pengalaman bisnisnya dalam koridor etis dan menjadi bagian dari upaya nasional dan pembangunan karakter Indonesia. Dia menilai, refleksi pengalaman dan pemikiran Arifin sungguh menarik, justru di tengah keterpurukan dan ketertinggalan Indonesia.

"Arifin membuktikan bahwa ada perusahaan swasta nasional asli Indonesia mampu berbicara, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di kancah internasional. Beliau juga mengungkapkan istilah hak milik berfungsi sosial, inilah bisnis yang sesuai Pancasila," tukasnya.

Tak Mahir Berpuisi

Meski sudah menelurkan bukunya, namun Arifin mengaku dirinya sama sekali tidak bisa membuat puisi. Padahal saat peluncuran bukunya, Arifin dipuji-puji jago berpuisi.

"Saya tidak bisa membuat puisi. Tadi berkali-kali saya dibilang bikin puisi, tetapi tidak," ungkapnya.

Sebelumnya, puisi berbunyi, 'Dengan cinta setia sampai akhir hayatku aku bersumpah dari lubuh kalbuku bahwa jasadku dan apa milikku kupersembahkan padamu, wahai Tanah Airku', ini sempat diungkit oleh Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama saat memberikan sambutan di acara peluncuran buku ini. Jakob mengaku mengagumi puisi yang tercantum dalam buku. Bahkan hatinya tergetar ketika membaca puisi tersebut.

"Saya terdiam ketika baca ungkapan ini. Luar biasa, kita gemetar karena ungkapan itu ekspresi dan sikap dasar idealis," ujar Jakob.

Di sepanjang acara peluncuran tersebut pun, MC kondang Rosiana Silalahi yang bertugas menghidupkan suasana berulangkali menyebut bahwa puisi ini merupakan karya Arifin.

Arifin mengaku, puisi tersebut merupakan karya orang lain. Pria yang tepat berusia 65 tahun pada 14 Maret lalu ini menuturkan cuplikan puisi tersebut diambilnya dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prijono yang diterjemahkan dari puisi seorang pujangga Jerman. Dulu, Prijono pernah menyampaikan cuplikan puisi ini saat pendirian ITB. Lantas, Arifin menerjemahkannya dalam Bahasa Indonesia.

Menurutnya, larik-larik kata dalam puisi ini bisa menjadi penyemangat untuk terus menggelorakan semangat berbisnis untuk lebih baik.

"Waktu buat buku ini, saya nyuplik. Waktu itu kan yang penting dimasukin saja, asal yang baca buku ini bisa nangis," celotehnya diiringi tawa.

Puisi ini pernah disampaikan Arifin dalam penutup orasi ilmiah dalam penganugerahan gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa di bidang technopreneurship oleh ITB, 23 Januari 2010 silam.
(nia/qom) (Sumber : www.detikfinance.com)

Read more...

Chairul Tanjung dan Ambisi Membangun Masjid Terbesar

Jakarta - Setelah menguasai 40 persen saham PT Carrefour Indonesia, bos Para Group, Chairul Tanjung punya mimpi membeli Citibank. Namun sebelum itu, salah satu orang terkaya di dunia itu ingin mewujudkan mimpinya membangun masjid terbesar di tanah air.

Chairul Tanjung mengaku ingin membangun masjid terbesar di tanah air setelah berhasil meraup gain dari membeli saham Citibank yang sempat merosot tajam ketika krisis merebak di akhir 2008 hingga awal 2009.

"Jumlahnya cukup besar, sekarang disimpan. Gain-nya Insya Allah akan dijadikan masjid terbesar di Indonesia," jelas Chairul dalam kesempatan berbincang-bincang dengan sejumlah pemimpin media massa di kantornya, Jalan Tendean, Jakarta, akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, akibat krisis, saham Citigrup Inc sempat merosot dan diperdagangkan di bawah 1 dolar AS. Investor melepas saham Citigroup setelah raksasa tersebut mendapatkan dana penyelamatan dari pemerintah.

Namun seiring pulihnya pasar finansial dari krisis, saham Citigroup Inc kini sudah membaik, pada perdagangan akhir pekan lalu berada di level US$ 4,57 per lembar saham.

Chairul Tanjung mengaku, dirinya sempat membeli saham Citibank ketika harga saham perusahaan finansial tersebut anjlok tajam. Kini setelah saham Citigroup melonjak hingga 4 kali lipat, bisa dihitung berapa gain yang berhasil diperoleh Chairul Tanjung.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 itu pun bercita-cita suatu saat ada pengusaha dari Indonesia yang menguasai saham Citigroup.

"Sekarang fokus investasi dalam negeri, kalau sudah pegang US$ 10 miliar, baru bicara beli Citibank. Sebelum sampai taraf itu, sekarang membangun masjid dulu," ujar pria yang murah senyum itu.

Gurita bisnis Chairul Tanjung memang sudah meluas. Setelah menguasai bisnis stasiun televisi, bank hingga waralaba, Chairul Tanjung meluaskan bisnisnya ke ritel dengan membeli 40% saham PT Carrefour Indonesia.

Chairul Tanjung melalui kelompok usahanya, Para Group mengakuisisi 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai lebih dari Rp 3 triliun. Akuisisi itu dilakukan Trans Corp melalui PT Trans Ritel, sebuah anak perusahaan Trans Corp di bawah Para Group. (Sumber : www.detikfinance.com)

Setelah akuisisi oleh Trans Corp ini, maka komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%. (qom/dnl)

Read more...

Buku Kisah Entrepreneur Dunia

>> Selasa, 20 April 2010

Read more...

Chairul Tanjung Incar Alfa Retailindo

>> Minggu, 11 April 2010

Pemilik Para Group Chairul Tanjung mengakui saat ini pihaknya tengah mempersiapkan diri untuk mengakuisisi PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA), yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Carrefour Indonesia.

Niat pembelian Carefour ini terlontarkan Chairul saat menjawab pertanyaan salah seorang peserta seminar Pesta Wirausaha 2010 di Balai Kartini Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Minggu (11/4/2010).

"Untuk Carefour, doakan saja," ujarnya singkat.

Namun sayangnya, pria yang masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes tersebut enggan menjelaskan lebih lanjur terkait aksi Para Group ini.

"Kan tadi sudah saya jelaskan diatas (panggung)," ungkapnya saat dikonfirmasi detikFinance seusai acara.

Kabar penjualan PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA) memang tengah menjadi pembicaraan di kalangan terbatas. Carefour disebutkan siap menjual sahamnya di perusahaan ritel tersebut. Salah satu yang menjadi calon pembeli adalah Para Group yang dikapteni Chairul Tanjung.

Meskipun masih belum diketahui alasan pasti penjualan ALFA oleh Carefour, namun kabar yang berkembang menyebut perusahaan ritel asal Prancis ini mulai gusar atas tudingan persaingan usaha tidak sehat (monopoli) yang dituduhkan kepadanya. Adapun besar kepemilikan saham Alfa yang dikuasai oleh Carrefour adalah sebesar 75%.

Read more...

About This Blog

Arsip Blog

Kontak

.iform {font: 12px/26px Verdana, Geneva, sans-serif; width:400px; margin:30px auto;} .iform ul { margin:0; padding:0; list-style:none;} .iform ul ul { overflow:auto} .iform li { padding-bottom:5px;} .iform label { width:130px; display:block; float:left; line-height:26px; } .iform label.ilabel { width:auto; display:inline; float:none; line-height:26px; padding:0 5px } .iform .itext,.iform .itextarea,.iform .iselect,.iform .ibutton { width:200px; border:1px solid #999; -webkit-border-radius: 3px;-khtml-border-radius:3px;-moz-border-radius:3px;border-radius:3px; margin:0; padding:5px; background: #fff; background: -webkit-gradient(linear, left top, left 25, from(#fff), color-stop(6%, #eee), to(#fff)); background: -moz-linear-gradient(top, #fff, #eee 2px, #fff 25px); box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; -moz-box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; -webkit-box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; } .iform .itext:hover,.iform .itextarea:hover,.iform .iselect:hover,.iform .ibutton:hover, .iform .itext:focus,.iform .itextarea:focus,.iform .iselect:focus,.iform .ibutton:focus{ border-color: #333; background:#fff; } .iform .itext { } .iform .itextarea{ height:100px; width: 250px; } .iform .ibutton { width:auto; background: #efefef; background: -webkit-gradient(linear, left top, left 25, from(#dadada), color-stop(6%, #efefef), to(#dadada)); background: -moz-linear-gradient(top, #dadada, #efefef 2px, #dadada 25px); box-shadow: rgba(0,0,0, 0.1) 0px 0px 8px; } .iform .ibutton:hover,.iform .ibutton:focus { background:#dadada;} .iform li.iheader { display:block; font-size:18px; border-bottom:1px solid #000; padding:5px; text-indent:10px; margin:5px 0 15px } .iform li.iseparator { display:block; text-indent:-9999px; height:10px; line-height:10px; border-bottom:1px solid #999;margin:5px 0 15px } .iform .required { border-color:#F00; } #imessageOK,#imessageERROR{ border:1px solid #F60; padding:10px; font-size:16px; font-weight:bold; text-align: center; display:none; margin-bottom:20px; background: #F90; background: -webkit-gradient(linear, left top, left 25, from(#F90), color-stop(4%, #FC0), to(#F90)); background: -moz-linear-gradient(top, #F90, #FC0 1px, #F90 25px); color:#fff; }

  © Blogger template Webnolia by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP